Kisah Menit-menit Terakhir Saddam Hussein Digantung

  1. Foto: Saddam Hussein Abd al-Majid al-Tikriti adalah Presiden Irak pada periode 16 Juli 1979 hingga 9 April 2003, ketika tertangkap oleh pasukan koalisi saat menginvasi Irak pada tahun 2003. Wikipedia
Baghdad — Beberapa tahun silam, diktator Irak yang nyaris tak tersentuh, Saddam Hussein, ditangkap oleh pasukan Amerika Serikat saat bersembunyi di lubang kotor dengan wajah tak bercukur.
Awal pekan ini, Mowaffak al-Rubaie duduk di kantornya untuk menceritakan menit-menit terakhir hidup Saddam Hussein, dengan patung sang diktator itu tegak di belakang dia, dan tali asli bekas menggantung dia terlilit di bagian leher.
Mantan penasihat keamanan nasional itu mengepalai pelaksanaan eksekusi atas Saddam pada 2006, dan berkisah bagaimana narapidana tetap kuat sampai akhir dan tak pernah menyatakan penyesalan.
"Seorang penjahat? Benar. Seorang pembunuh? Benar. Seorang tukang jagal? Benar. Tapi dia tetap kuat sampai akhir."
"Saya menyambut dia (Saddam) di pintu. Tak ada orang lain masuk -- tak ada warga asing, dan tak ada orang Amerika," kata Rubaie dalam wawancara dengan AFP di kantornya di wilayah Kadhimiyah, sebelah utara Baghdad. Di dekat kantornya terletak penjara tempat menghukum mati Saddam tujuh tahun silam.
"Dia mengenakan jaket dan baju putih, sikapnya normal dan santai, dan saya tidak melihat tanda-tanda ketakutan. Tentu sebagian orang ingin saya mengatakan bahwa dia pingsan atau dia diberi obat, namun semua fakta ini demi sejarah," kata Rubaie.
"Saya tidak mendengar kalimat penyesalan darinya, saya tidak mendengat dia meminta ampun pada Tuhan, atau meminta amnesti. Orang yang akan mati biasanya mengatakan, 'Tuhan, ampuni dosa-dosaku -- aku datang kepadamu.' Namun dia tidak pernah berkata seperti itu," kata Rubaie.
Saddam, yang memimpin Iraq selama dua dekade lebih dengan penuh penindasan brutal dan sanksi dari masyarakat internasional, akhirnya digantung setelah divonis bersalah melakukan kejahatan kemanusiaan, terkait pembantaian 148 warga Siah di Dujail tahun 1982.
Dia menjadi presiden dari Juli 1979 sampai Maret 2003 ketika Amerika Serikat melakukan invasi ke Irak, dan kemudian ditemukan pasukan AS sedang bersembunyi di lubang yang tersembunyi di sebuah rumah pertanian Desember 2003.
Saddam dieksekusi tiga tahun kemudian pada 30 Desember 2006, usai menjalani persidangan. Eksekusi dia direkam dengan video telepon seluler dan sempat beredar di dunia maya.
Tuas Gantungan Sempat Macet
"Ketika aku membawanya, dia diborgol dan memegang al Quran," kata Rubaie. "Aku membawanya ke ruang hakim yang membacakan sederet dakwaan, ketika Saddam terus menyumpah: 'Mampuslah Amerika! Mampuslah Israel! Hidup Palestina!"
Rubaie lalu menggiring Saddam ke ruang eksekusi.
"Dia berhenti, melihat ke tiang gantungan, lalu menatapku... dan berkata: 'Dokter, ini untuk laki-laki'."
Ketika tiba saatnya Saddam naik ke tiang gantungan, kakinya masih diikat, jadi Rubaie dan yang lain harus agak menyeretnya ke tangga.
Sesaat sebelum digantung, para saksi mengejek Saddam dengan meneriakkan nama musuhnya yang terbunuh saat dia masih berkuasa, dan kerabat musuhnya itu yang memimpin kelompok milisi setelah 2003: "Hidup Imam Mohammed Baqr al-Sadr!" dan "Moqtada! Moqtada!"
Saddam menjawab: "Apa itu sikap laki-laki?"
Rubaie mengatakan dia menarik tuas gantungan, namun macet. Orang lain, yang tidak dia sebutkan namanya, menarik tuas yang sama untuk kedua kali, dan menewaskan Saddam.
Sesaat sebelum digantung itu, Saddam mulai mengucapkan kalimat syahadat namun tidak bisa tuntas karena sudah terjerat tali.
Rubaie pergi ke bawah tiang gantungan untuk mengambil jenasahnya, yang kemudian dimasukkan ke kantong warna putih dan dibawa dengan kereta dorong.
George Bush Tahu Rencana Eksekusi
Dari penjara tempat eksekusi, jenasah Saddam diterbangkan dengan helikopter milik Amerika ke tempat tinggal Perdana Menteri Nuri al-Maliki di wilayah Zona Hijau yang dijaga ketat.
Helikopter itu penuh orang, kata Rubaie, jadi jenasahnya digeletakkan di lantai dan pintu helikopter tetap dibiarkan terbuka selama penerbangan agar kereta dorong bisa muat.
"Saya ingat jelas matahari mulai terbit ketika helikopter terbang di atas kota Baghdad," kata Rubaie.
Di rumahnya, "perdana menteri menyalami kami dan berucap: 'Tuhan memberkati kalian.' Saya menjawab 'silahkan lihat dia.' Jadi dia membuka penutupnya dan melihat wajah Saddam Hussein," kata Rubaie.
"Saya belum pernah mendapatkan perasaan yang begitu aneh," kata Rubaie menggambarkan momen ketika eksekusi dilakukan. Rubaie beberapa kali dipenjara di era Saddam.
"Kejahatan dia sudah tak terhitung lagi dan pantas digantung hingga seribu kali, dihidupkan lagi dan digantung lagi. Namun perasaanku ketika itu sangat aneh. Ruangan seperti penuh dengan kematian."
Rubaie mengatakan eksekusi Saddam diproses setelah terjadi percakapan video antara Maliki dan Presiden AS ketika itu, George W. Bush, yang bertanya: "Apa yang akan kalian lakukan dengan penjahat ini?"
Maliki menjawab: "Kami gantung dia."
Bush mengacungkan jempol sebagai tanda setuju.
Penulis: Heru Andriyanto/HA

http://www.beritasatu.com/dunia/157760-kisah-menitmenit-terakhir-saddam-hussein-digantung.html

0 komentar: (+add yours?)

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.