Baghdad — Beberapa tahun silam,
diktator Irak yang nyaris tak tersentuh, Saddam Hussein, ditangkap oleh pasukan
Amerika Serikat saat bersembunyi di lubang kotor dengan wajah tak bercukur.
Awal pekan ini,
Mowaffak al-Rubaie duduk di kantornya untuk menceritakan menit-menit terakhir
hidup Saddam Hussein, dengan patung sang diktator itu tegak di belakang dia,
dan tali asli bekas menggantung dia terlilit di bagian leher.
Mantan penasihat
keamanan nasional itu mengepalai pelaksanaan eksekusi atas Saddam pada 2006,
dan berkisah bagaimana narapidana tetap kuat sampai akhir dan tak pernah
menyatakan penyesalan.
"Seorang
penjahat? Benar. Seorang pembunuh? Benar. Seorang tukang jagal? Benar. Tapi dia
tetap kuat sampai akhir."
"Saya menyambut
dia (Saddam) di pintu. Tak ada orang lain masuk -- tak ada warga asing, dan tak
ada orang Amerika," kata Rubaie dalam wawancara dengan AFP di kantornya di wilayah Kadhimiyah, sebelah
utara Baghdad. Di dekat kantornya terletak penjara tempat menghukum mati Saddam
tujuh tahun silam.
"Dia mengenakan
jaket dan baju putih, sikapnya normal dan santai, dan saya tidak melihat
tanda-tanda ketakutan. Tentu sebagian orang ingin saya mengatakan bahwa dia
pingsan atau dia diberi obat, namun semua fakta ini demi sejarah," kata
Rubaie.
"Saya tidak
mendengar kalimat penyesalan darinya, saya tidak mendengat dia meminta ampun
pada Tuhan, atau meminta amnesti. Orang yang akan mati biasanya mengatakan,
'Tuhan, ampuni dosa-dosaku -- aku datang kepadamu.' Namun dia tidak pernah
berkata seperti itu," kata Rubaie.
Saddam, yang memimpin
Iraq selama dua dekade lebih dengan penuh penindasan brutal dan sanksi dari
masyarakat internasional, akhirnya digantung setelah divonis bersalah melakukan
kejahatan kemanusiaan, terkait pembantaian 148 warga Siah di Dujail tahun 1982.
Dia menjadi presiden
dari Juli 1979 sampai Maret 2003 ketika Amerika Serikat melakukan invasi ke
Irak, dan kemudian ditemukan pasukan AS sedang bersembunyi di lubang yang
tersembunyi di sebuah rumah pertanian Desember 2003.
Saddam dieksekusi tiga
tahun kemudian pada 30 Desember 2006, usai menjalani persidangan. Eksekusi dia
direkam dengan video telepon seluler dan sempat beredar di dunia maya.
Tuas Gantungan Sempat Macet
"Ketika aku membawanya, dia diborgol dan memegang al Quran," kata Rubaie. "Aku membawanya ke ruang hakim yang membacakan sederet dakwaan, ketika Saddam terus menyumpah: 'Mampuslah Amerika! Mampuslah Israel! Hidup Palestina!"
"Ketika aku membawanya, dia diborgol dan memegang al Quran," kata Rubaie. "Aku membawanya ke ruang hakim yang membacakan sederet dakwaan, ketika Saddam terus menyumpah: 'Mampuslah Amerika! Mampuslah Israel! Hidup Palestina!"
Rubaie lalu menggiring
Saddam ke ruang eksekusi.
"Dia berhenti,
melihat ke tiang gantungan, lalu menatapku... dan berkata: 'Dokter, ini untuk
laki-laki'."
Ketika tiba saatnya
Saddam naik ke tiang gantungan, kakinya masih diikat, jadi Rubaie dan yang lain
harus agak menyeretnya ke tangga.
Sesaat sebelum
digantung, para saksi mengejek Saddam dengan meneriakkan nama musuhnya yang
terbunuh saat dia masih berkuasa, dan kerabat musuhnya itu yang memimpin
kelompok milisi setelah 2003: "Hidup Imam Mohammed Baqr al-Sadr!" dan
"Moqtada! Moqtada!"
Saddam menjawab:
"Apa itu sikap laki-laki?"
Rubaie mengatakan dia
menarik tuas gantungan, namun macet. Orang lain, yang tidak dia sebutkan namanya,
menarik tuas yang sama untuk kedua kali, dan menewaskan Saddam.
Sesaat sebelum
digantung itu, Saddam mulai mengucapkan kalimat syahadat namun tidak bisa
tuntas karena sudah terjerat tali.
Rubaie pergi ke bawah
tiang gantungan untuk mengambil jenasahnya, yang kemudian dimasukkan ke kantong
warna putih dan dibawa dengan kereta dorong.
George Bush Tahu Rencana Eksekusi
Dari penjara tempat eksekusi, jenasah Saddam diterbangkan dengan helikopter milik Amerika ke tempat tinggal Perdana Menteri Nuri al-Maliki di wilayah Zona Hijau yang dijaga ketat.
Dari penjara tempat eksekusi, jenasah Saddam diterbangkan dengan helikopter milik Amerika ke tempat tinggal Perdana Menteri Nuri al-Maliki di wilayah Zona Hijau yang dijaga ketat.
Helikopter itu penuh
orang, kata Rubaie, jadi jenasahnya digeletakkan di lantai dan pintu helikopter
tetap dibiarkan terbuka selama penerbangan agar kereta dorong bisa muat.
"Saya ingat jelas
matahari mulai terbit ketika helikopter terbang di atas kota Baghdad,"
kata Rubaie.
Di rumahnya,
"perdana menteri menyalami kami dan berucap: 'Tuhan memberkati kalian.'
Saya menjawab 'silahkan lihat dia.' Jadi dia membuka penutupnya dan melihat
wajah Saddam Hussein," kata Rubaie.
"Saya belum
pernah mendapatkan perasaan yang begitu aneh," kata Rubaie menggambarkan
momen ketika eksekusi dilakukan. Rubaie beberapa kali dipenjara di era Saddam.
"Kejahatan dia
sudah tak terhitung lagi dan pantas digantung hingga seribu kali, dihidupkan
lagi dan digantung lagi. Namun perasaanku ketika itu sangat aneh. Ruangan
seperti penuh dengan kematian."
Rubaie mengatakan
eksekusi Saddam diproses setelah terjadi percakapan video antara Maliki dan
Presiden AS ketika itu, George W. Bush, yang bertanya: "Apa yang akan
kalian lakukan dengan penjahat ini?"
Maliki menjawab:
"Kami gantung dia."
Bush mengacungkan
jempol sebagai tanda setuju.
Penulis: Heru Andriyanto/HA
http://www.beritasatu.com/dunia/157760-kisah-menitmenit-terakhir-saddam-hussein-digantung.html
0 komentar: (+add yours?)
Posting Komentar